VIVAnews - Jika Anda sedang berfikir untuk mencari sepasang sepatu untuk lari? Sebaiknya batalkan saja!
Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Harvard University menemukan bahwa lari tanpa alas kaki justru lebih sehat.
Dari sebuah penelitian, diketahui seseorang yang menggunakan sepatu untuk lari, cenderung mengalami shock yang menimbulkan rasa nyeri di seluruh tubuhnya. Penelitian ini didasari atas survey yang dilakukan pada gaya lari para atlet baik yang menggunakan sepatu maupun tanpa alas kaki.
Selain itu juga, ditemukan bahwa para atlet yang lari menggunakan sepatu bisa mengalami "heel strike", yaitu untuk setiap mil mereka berlari, mereka akan membanting tumit ke tanah 1.000 kali. Bantingan ini menciptakan tekanan yang cepat dan besar pada seluruh tubuh.
Namun untuk atlet yang tidak menggunakan sepatu cenderung mendaratkan kaki secara lentur. Hentakan kaki mereka lebih lembut dibandingkan yang menggunakan sepatu. Hal ini menjelaskan mengapa banyak para atlet lari tidak dianjurkan memakai alas kaki saat bertanding.
"Seseorang yang tidak menggunakan sepatu saat berlari biasanya mengalami tekanan yang berbeda dibandingkan yang menggunakan sepatu," kata Daniel Lieberman, profesor bidang evolusi biologi manusia di Harvard University, seperti vivanews kutip dari Daily Mail.
"Sebagian besar orang berpikir berlari tanpa alas kaki bisa berbahaya dan menyakitkan. Padahal, dengan berlari telanjang kaki justru membuat seseorang bisa berlari pada jalanan yang keras tanpa rasa sakit," tambah Lieberman.
Hal terpenting saat berlari telanjang kaki, menurut Lieberman, adalah hati-hati dengan calluses (kapalan) yang timbul. Jika memang timbul kapalan, bersihkan dan atasi dengan krim untuk menghindari infeksi.
nah semoga bermanfaat ya..
Wednesday, February 03, 2010
Tuesday, February 02, 2010
5 Penyakit yang Timbul Akibat Stres Panjang
VIVAnews - Tubuh manusia masih bisa beradaptasi dengan baik untuk menangani stres jangka pendek.
Namun jika stres yang Anda alami cukup lama, bisa berdampak serius pada kondisi kesehatan. Berikut 5 penyakit yang sering ditimbulkan oleh stres.
- Gangguan Saraf Ketika Anda stres, sinyal otak memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan berbagai bahan kimia alami pada otak, termasuk epinefrin (adrenalin) dan kortisol. Tingginya bahan kimia tersebut dapat mengganggu ingatan dan risiko depresi sangat besar.
- Masalah Endokrin Hormon stres (adrenalin dan kortisol) memicu hati untuk menghasilkan lebih banyak gula dalam darah untuk memberikan energi. Hal ini sangat berbahaya karena peningkatan kadar gula (glukosa) bisa membuat Anda terkena diabetes tipe 2.
- Gangguan Pernafasan Saat stres tinggi, Anda cenderung bernafas lebih cepat. Hal ini bisa memicu sesak nafas dan membuat tubuh lebih rentan terhadap virus. Terutama virus yang menyerang sistem pernafasan.
- Kardiovaskular Stres yang terjadi pada waktu tertentu dan hanya sementara, cenderung membuat jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Tetapi jika stres jangka panjang, hal yang bisa terjadi lebih dari itu, bisa berupa pembuluh darah, peningkatan kadar kolesterol, dan membuat Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke.
- Masalah reproduksi Stres bisa memperpanjang atau memperpendek siklus menstruasi dan membuat menstruasi lebih sakit. Bahkan, stres bisa membuat siklus haid terhenti selama beberapa waktu. Tingkat stres yang tinggi juga membuat bakteri vaginosis (BV) selama kehamilan levelnya menjadi lebih tinggi. Hal ini membuat janin berisiko terhadap penyakit asma dan alergi.
Labels:
Info Menarik,
Kesehatan
Monday, February 01, 2010
Usir Lelah Dengan Mengonsumsi Banyak Protein
VIVAnews - Apakah Anda sering merasa lelah? Coba cek dan ingat kembali makanan apa yang sering Anda konsumsi.
Jika Anda lebih banyak mengandung karbohidrat, mungkin itu yang menjadi salah satu pemicu kelelahan Anda.
Cobalah membatasi asupan karbohidrat dan perbanyak mengonsumsi makanan tinggi protein. Ini bisa membantu Anda mengusir lelah dan membangkitkan kembali energi Anda.
Berdasarkan penelitian, makanan berkarbohidrat justru bisa menguras energi jika dikonsumsi terlalu banyak.
Wanita yang mengurangi jumlah karbohidrat dalam makanan mereka dan menambah jumlah protein menyatakan mereka merasa lebih berenergi dan bersemangat menjalani aktivitas hariannya. Penelitian ini berdasarkan riset baru yang dilakukan oleh Donald K. Layman, PhD, profesor nutrisi di University of Illinois.
Jaga asupan harian Anda dengan mengonsumsi makanan sehat berkarbohidrat di bawah 150 gram. Bisa juga atur pola makan Anda seperti ini, lima porsi sayuran, dua porsi buah dan tiga atau empat porsi tepung (lebih baik gandum) karbohidrat seperti roti, nasi, pasta, dan sereal. Cara mengaturnya:
* Sarapan: satu potong roti atau setengah muffin Inggris, satu telur, masing-masing sepotong daging dan keju, dan segelas susu
* Makan siang: buat sandwich dari satu potong roti, 2 hingga 3 ons daging, dan 1 ons keju, dua porsi sayuran dan apel.
* Makan malam: 6 ons daging tanpa lemak, tiga porsi sayuran, satu porsi buah, dan satu atau dua porsi karbohidrat bertepung
Coba terapkan pola makan seperti ini dalam kehidupan sehari-hari, dijamin energi Anda akan bangkit dan rasa lelah tidak akan mudah datang kembali.
nah semoga bermanfaat ya..
selamat mencoba..
Labels:
Info Menarik,
Kesehatan
Subscribe to:
Posts (Atom)