Sunday, April 12, 2009

15 Januari 1974: Peristiwa Malari Meletus

Malari adalah akronim dari "Malapetaka Lima Belas Januari." Istilah ini merujuk pada aksi demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan yang terjadi pada 15 Januari 1974 di Jakarta. Malari meletus ketika Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka berkunjung ke Jakarta pada 14-17 Januari 1974. Peristiwa berawal dari apel ribuan mahasiswa dan pelajar yang berlangsung dari kampus Universitas Indonesia (UI) di Jalan Salemba, Jakarta Pusat, menuju kampus Universitas Trisakti di bilangan Grogol, Jakarta Barat. Dalam apel tersebut, mahasiswa dan pelajar merilis Tritura 1974. Isinya meminta pemerintah untuk memberantas korupsi, mengubah kebijakan ekonomi terutama mengenai modal asing yang didominasi Jepang, dan membubarkan lembaga tidak konstitusional seperti Asisten Pribadi Presiden.
Menutup apel, para mahasiswa dan pelajar itu membakar patung Kakuei Tanaka. Lalu mereka menuju ke Istana Negara di kawasan Monas dan coba menerobos masuk. Saat itu, Istana menjadi tempat pertemuan Presiden Soeharto dan Tanaka. Tapi, niat bertemu Tanaka dibendung aparat keamanan. Entah siapa yang memulai, demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan massal. Paling kurang 11 orang tewas, 300 terluka, serta 775 orang ditahan. Sebanyak 807 mobil dan 187 sepeda motor dirusak/dibakar, 144 buah bangunan rusak berat. Sedikitnya 160 kilogram emas dijarah dari sejumlah toko perhiasan. Proyek Senen habis terbakar. Ketua Dewan Mahasiswa UI Hariman Siregar dianggap paling bertanggung jawab. Ia lalu divonis penjara enam tahun. Sejumlah aktivis dan tokoh lain juga sempat dibui. Sebut saja Mochtar Lubis, Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Sjahrir, dan Marsillam Simanjuntak. Sejumlah koran juga diberangus, di antaranya Indonesia Raya, Harian KAMI, dan Pedoman. Di tataran elit, juga terjadi sejumlah pergeseran sebagai dampak Malari. Soeharto memberhentikan Soemitro sebagai Panglima Kopkamtib dan langsung mengambil alih jabatan strategis tersebut. Lembaga Asisten Pribadi Presiden dibubarkan. Kepala Bakin Soetopo Juwono digantikan Yoga Sugama.(YUS/dari berbagai sumber)

0 komentar:

Post a Comment

saran, komentar dan kritikan anda sangat berharga buat saya, terima kasih.