Sunday, April 12, 2009

25 Februari 1986: Ferdinand Marcos Lengser

Pada pukul 21.05, 28 Februari 1986, empat helikopter AS meninggalkan Istana Malacanang. Di dalamnya, Ferdinand Marcos bersama istri dan ketiga anaknya, serta keluarga Fabian Ver, salah seorang orang dekat Marcos. Sang tiran itu akan menuju Hawaii. Tiga hari sebelumnya, Marcos dipaksa lengser. Marcos menjabat presiden Filipina sejak 30 Desember 1965. Ia lulus dari Universitas Filipina pada 1939, lalu turut berperang melawan Jepang dalam Perang Dunia II. Ia kemudian bergabung dengan Partai Nacionalista dan bersama dengan calon Wakil Presiden Fernando Lopez, mengalahkan Presiden Diosdado Macapagal pada pemilihan umum 1965.
Sejak awal dekade 1970-an, ia membangun rezim otoriter yang memperbolehkannya terus berkuasa. Mulailah periode kekuasaan diwarnai represi politik (termasuk membunuh lawan politiknya, Benigno Aquino), pelanggaran hak asasi manusia, dan praktik korupsi yang massif. Pada 1986, ia terpilih untuk keempat kalinya dalam sebuah pemilu yang penuh kecurangan. Tapi, gerakan "People Power" melaju dan mendesak Marcos mundur. Bola itu tak terbendung dan Marcos mesti pergi. Tiga tahun kemudian, ia meninggal dunia akibat komplikasi penyakit ginjal, jantung, dan paru-paru. Urusan belum kelar. Pada 2003, pihak berwenang Swiss setuju menyerahkan kekayaan Marcos sebesar 683 juta dolar AS kepada Pemerintah Filipina. Uang itu ditemukan pada sejumlah rekening bank Swiss dan dikumpulkan secara tidak sah selama masa kekuasaannya.(YUS/dari berbagai sumber)

0 komentar:

Post a Comment

saran, komentar dan kritikan anda sangat berharga buat saya, terima kasih.