Sunday, April 12, 2009

28 Oktober 1928: "Sumpah Pemuda" Dibacakan

Sumpah Pemuda merupakan hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia atau dikenal dengan Kongres Pemuda II. Tanggal 28 Oktober kemudian diperingati sebagai "Hari Sumpah Pemuda". "Pertama, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. Kedoea, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. Ketiga, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia."
Menurut sejarawan Asvi Warman Adam, dalam Kongres Pemuda I di Jakarta pada 1926, sebenarnya Muhammad Yamin telah menyusun sebuah ikrar pemuda yang redaksinya hampir sama dengan Sumpah Pemuda 1928. Perbedaannya pada pasal ketiga yaitu "Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Melajoe". Namun, rancangan itu tak disetujui Sanusi Pane yang berpendapat bahwa bahasa persatuan itu adalah bahasa Indonesia. Usulan Yamin itu tidak dijadikan keputusan Kongres Pemuda I. Barulah dua tahun kemudian, Yamin bersedia mengubah kata "Melajoe" dengan Indonesia. Ide penyelenggaraan Kongres Pemuda II berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja. Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, PPI, dan sejumlah organisasi lain. (YUS/dari berbagai sumber)

0 komentar:

Post a Comment

saran, komentar dan kritikan anda sangat berharga buat saya, terima kasih.